Gerindra Ingatkan Penertiban Bedeng Belakang JIS Harus Humanis

 21 Januari 2022   

Gerindra Ingatkan Penertiban Bedeng Belakang JIS Harus Humanis

Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif mengingatkan agar penertiban bedeng di area rel kereta belakang Jakarta International Stadium (JIS) harus humanis. Perlu ada win win solution antara pemerintah, PT KAI, dan penghuni bedeng.
“Yang mau saya katakan ialah, penyelesaiannya harus secara humanis, tidak boleh ada bentrok di dalam proses penertiban. Harus win win solution sama-sama para pihak,” kata Syarif saat dihubungi, Jumat (21/1/2022).

Syarif menegaskan KAI adalah pemilik lahan yang dijadikan area bedeng ilegal tersebut. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya memfasilitasi penertiban.

“Kehadiran Pemprov DKI itu hanya sebatas membantu untuk penertiban melalui Satpol PP yang berada di sana. Jadi itu tugas dan wewenang kerjanya,” jelasnya.

Syarif juga mengatakan bahwa permasalahan di era Gubernur Anies Baswedan sangatlah kompleks. Akan tetapi, dia yakin sang Gubernur dapat mengatasi persoalan tersebut.

“Ini memang zamannya Pak Anies sangat kompleks terkait tata ruangnya, tetapi selama 4 tahun terakhir itu semua bisa diatasi oleh Pak Gubernur,” katanya.

Sebelumnya, penghuni bedeng di area rel kereta belakang JIS menolak pindah atau membongkar hunian. Padahal mereka telah didatangi petugas dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) maupun Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok.

Pantauan di lokasi, Jumat (21/1/2022), terlihat warga masih berkegiatan sehari-hari meskipun telah terpasang spanduk pemberitahuan. Mereka tidak menghiraukan spanduk tersebut dan tidak sama sekali beranjak dari tempat mereka masing-masing.

Salah seorang penghuni bedeng, Sunarti, mengaku telah didatangi pihak KAI dan kelurahan. Petugas menyampaikan bahwa bedeng-bedeng di lokasi harus dibongkar karena melanggar aturan.

“Waktu itu ada yang datang dari pihak Kereta dan Lurah, menjelaskan bangunan di sekitar rel akan dibongkar. Dan akan ada juga pendataan dari pihak kelurahan,” katanya saat ditemui.

TAGS :